Jumat, 18 November 2011




Dunia kini melalui berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kini sedang terus menerus mengalami proses integrasi. Interaksi antar manusia lintas negara, bangsa, dan benua kin terjadi dengan begitu mudah. Waktu, tempat, kebudayaan,dan berbagai faktor lain kini tak mampu lagi menjadi sekat-sekat pemisah atau filter interaksi manusia antar bangsa. Globalisasi yang sedemikian pesat selain menjadi sumber manfaat juga berpotensi menimbulkan berbagai problematika yang pelik. Apalagi jika globalisasi yang terjadi ditumpangi juga dengan gejala westernisasi, yang seringkali bertolak belakang dengan budaya timur, terlebih lagi Islam.

Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan jiwa nasionalismenya, yang meniru atau melakukan aktivitas bersifat kebarat-baratan (budaya bangsa lain). Westernisasi sudah berkembang di masyarakat luas. Dan hal ini menuntut kita untuk mawaspadai manakah yang bisa diterima dan mana yang tidak perlu diikuti. Sebagai mahasiswa dan kaum terpelajar, kita wajib menyaring gaya hidup bangsa lain yang masuk mempengaruhi bangsa kita, terlebih lagi yang tidak sesuai dengan budaya bangsa timur.

Westernisasi memberi dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif contohnya tentang pengaruh budaya lain dalam segi pakaian. Dulu bangsa kita, setiap hari memakai pakaian adat dalam melakukan aktivitas apapun. Kaum wanita di Jawa misalnya, memakai kebaya lengkap, tentu saja mebuatnya sangat sulit dalam melakukan aktivitas tertentu. Sehingga dari pengaruh westernisasi inilah di era baru ini kita dapat enggunakan pakaian biasa seperti kemeja, celana, rok, dan sebagainya. Disisi lain pengaruh westernisasi dari segi pakaian juga membawa dampak negatif. Awalnya bangsa kita yang sopan, selalu berpakaian tertutup kini tidak lagi, karena pengaruh pakaian-pakaian yang tidak sesuai. Generasi muda yang tidak mau menyaring terlebih dahulu seringkali terkena pengaruh buruk fashion bangsa lain. Mereka memakai pakaian yang  minimalis, membuka aurat dan sangat tidak sesuai dengan budaya bangsa kita. Inilah yang sering kali menjadi kontroversi.

Islam sebagai agama digunakan untuk memfilterisasi dampak negative dari westernisasi dengan cara mengupayakan untuk kembali kepada tiga dimensi ajaran pokok Islam adalahsolusi utama dalam memerangi pemikiran Barat. Tiga dimensi itu ialah Aqidah,Syari’at, dan Akhlak.Aqidah yang kokoh dan benar akan membawa kaum muslimin menjalaniaturan syari’at Islam dengan mantap dan sempurna. Jika aturan syari’at telahdijalankan, maka kondisi yang pernah terjadi pada masa-masa kejayaan Islam tidak mustahil akan kembali terulang. Aqidah dan syari’at membentuk watak atau prilakuyang mulia, dikarenakan aqidah dan syari’at Islam selalu menunjukkan kebenarandan kebaikan

Calon pemimpin muslim tentu harus mempunyai wawasan yang memadai mengenai globalisasi dan westernisasi sehingga mampu bersikap tepat dengan tanpa menyalahi prinsip-prinsip dasar Islam yang harus senantiasa dipegang teguh.

Lingkungan sosial dengan segala kompleksitasnya merupakan laboratorium tempat belajar sekaligus tempat mengaktualisasikan kemampuan calon pemimpin dalam rangka melakukan transformasi ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu para calon pemimpin ini perlu dilatih kepekaan sosialnya, mulai dari prosess identifikasi permasalahan sampai dengan pemberian solusi atasnya. (EK)
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar